Resensi Buku Motivasi: Epiphany

March 1, 2025 by
Nissa Hazul
| No comments yet

Identitas Buku:

Judul Buku ​: Epiphany

Penulis ​: Ida Royani

Penerbit ​: IAM Publishing

Tahun Terbit ​: 2021

Tebal ​: 169 halaman

Blurb ​: -

Pernah merasa insecure? Pernah merasa pesimis berlebihan? Pernah merasa tidak percaya diri? Atau kamu masih bingung bagaimana mencintai diri sendiri?

Jika kamu pernah mengalami hal demikian, maka kamu harus membaca buku ini. Epiphany datang sebagai jawaban atas permasalahan di atas. Sebuah buku yang mengupas lebih dalam tentang diri sendiri. Setiap kata disajikan dengan bahasa sederhana namun bermakna.

Epiphany hadir dengan harapan mampu menjadi 'pencerahan' bagi siapa saja yang membacanya. Sebuah bacaan yang cocok untuk semua kalangan. Buku ini akan membuatmu menyadari betapa berharganya diri sendiri.

Tidak percaya? Buktikan sendiri!

Baca dan temukan manfaatnya.

 Buku Epiphany merupakan sebuah buku bergenre non fiksi motivasi, dengan tema "self love". Sesuai dengan tema, buku ini membahas tentang cinta pada diri sendiri; bagaimana cara mencintai diri sendiri, bagaimana menerima diri dengan apa adanya, cara-cara apa saja yang harus dilakukan untuk mencintai diri sendiri. Bukan hanya itu, buku ini juga membahas tentang cara berpositif thinking, berdamai dengan keadaan, mengenali kelebihan dan kekurangan, bahkan cara mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baik. Ada pula sebuah motivasi agar tidak mudah menyerah atas apa yang terjadi, sebab Tuhan selalu bersama kita.

Menurut saya, buku ini cocok untuk segala usia. Sebab hal-hal yang dituliskan sangat positif dan berhasil membawa pembaca masuk ke dalam tulisannya. Cara penyampaiannya juga santai, sehingga mudah dipahami. Mencintai diri sendiri juga merupakan hal yang cukup penting untuk diterapkan oleh banyak orang, entah remaja maupun dewasa. Bahkan bisa dibiasakan sejak dini.

Banyak hal-hal menarik dari buku ini. Pertama, di awal sebelum masuk ke inti, Penulis memberikan pembukaan berjudul 'Syarat Membaca Buku Ini'. Baru kali ini saya menemukan buku yang di awali dengan syarat. Kalian mungkin berpikir, kenapa harus ada syarat? Namun, inilah bagian uniknya. Sebenarnya di bagian ini Penulis memberikan tips agar suasana membaca lebih baik dan lebih tenang. Semua yang ditulis di bagian ini pun sangat efektif. Saya berkali-kali setuju dengan hal-hal yang dituliskan. Kedua, di akhir beberapa sub pembahasan, ada pertanyaan atau bahkan tantangan yang harus dijawab. Hal ini membuat efek bacaan sebelumnya menjadi lebih nyata. Saya sangat menyukai bagian-bagian ini.

Ketiga, gaya penulisannya menyesuaikan pembahasan. Kadang formal, ada pula yang santai. Sesekali diselingi candaan yang berhasil membuat tersenyum. Rasanya seakan-akan Penulis sedang berbicara langsung dengan pembaca. Keempat, buku ini penuh dengan kumpulan quotes yang sangat menarik. Entah dari penulis lain, dari beberapa tokoh berpengaruh, dan tentu saja dari Penulis sendiri. Quotes yang selalu berhasil membuatku tertampar, tersadar, dan tentu saja banyak yang memotivasi. Kelima, keseluruhan isinya tentu saja menarik. Segala sesuatu yang dibahas di buku ini benar-benar berhasil membuatku menyadari banyak hal, pikiranku menjadi lebih terbuka, dan tentunya termotivasi untuk mencintai diri sendiri.

Ada beberapa quotes penulis yang menarik bagi saya...

  • Lihatlah ke dalam dirimu dan temukan hal berharga yang tersimpan di sana (hlm.43)
  • Kamu bukan gagal, hanya keberhasilan yang tertunda. Sebab kegagalan hanya milik mereka yang tidak mau bangkit dan berhenti begitu saja. Itulah gagal yang sesungguhnya (hlm. 47)
  • Positif thinking adalah salah satu cara menghindari luka (hlm. 75)
  • Ada yang berjuang karena penyesalan di masa lalu. Ada yang berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Ada yang berjuang untuk memenuhi harapan orang tua. Tidak masalah apa pun alasanmu berjuang Asalkan kamu tidak menyerah dan berhenti di tengah jalan (hlm. 102)
  • Kegagalan adalah kewajaran, tetapi keberhasilan adalah pilihan (hlm. 109)
  • Langkah pertama mencintai diri sendiri adalah menerima diri sendiri (hlm. 111)

Dan yang sangat-sangat saya suka:

Berikan cinta yang sempurna untuk dirimu saja. Karena jika suatu saat kamu lelah, kamu masih memiliki alasan untuk bertahan (hlm. 130)

Sub pembahasan favorit saya adalah "Positif Thinking" dan "Love Yourself". Di bagian "Positif Thinking", saya sedikit tertampar dengan paragraf di halaman 71. Teringat bahwa dulu saya adalah orang yang pernah mempertanyakan jalan hidup yang Tuhan diberikan, terlebih ketika saya ditinggalkan oleh salah satu orang tua saya. Padahal, Tuhan pasti punya maksud di balik semua kejadian. Sebagai orang yang pernah berada di posisi itu, saya sangat setuju atas hal-hal yang dijabarkan oleh Penulis di sini. Sementara di bagian "Love Yourself" berisi cara-cara mencintai diri sendiri. Penulis benar-benar memberikan 'cara' agar pembaca bisa belajar mencintai diri sendiri. Sangat sesuai untuk saya yang memang masih dalam proses untuk menghargai dan mencintai diri sendiri.

Di balik segala kelebihan-kelebihan buku ini yang telah saya paparkan, tentunya ada kekurangan. Sama seperti sub pertama yang berjudul "Ketidaksempurnaan", sebuah karya pun akan memiliki kekurangan, sebab kesempurnaan hanya milik Tuhan.

Sepanjang membaca 169 halaman, saya menemukan beberapa typo. Meski tidak mengganggu karena hanya sekitar 3-4 typo saja. Selain itu, ada sedikit penulisan kata yang belum sesuai dengan KBBI. Saya juga menemukan kata yang tak sesuai penempatannya, yaitu kata 'diam tak bergeming' di halaman 91. Bergeming sendiri sudah bermakna diam.

Di setiap sub pembahasan, Penulis menggambarkan dirinya dengan kata 'saya'. Namun, di halaman 134, sudut pandang berubah menggunakan kata 'Penulis'. Menurut saya akan lebih baik jika tetap menggunakan kata 'Saya', terlebih lagi isi halaman itu tentang pengalaman Penulis sendiri. Pembaca pasti akan lebih merasa berbicara langsung dengan Penulis jika menggunakan kata 'saya'.

Hal-hal ini mungkin terjadi karena naskah ini diedit oleh Penulis sendiri, sehingga beberapa hal bisa terlewatkan. Dari sini bisa terlihat, bahwa kita akan selalu butuh orang lain untuk melihat kesalahan kita dan belajar dari itu.

Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangan, overall, buku Epiphany karya Ida Royani ini benar-benar sangat layak dibaca, isinya sungguh positif, terutama untuk insan-insan yang masih kesulitan mencintai diri sendiri.

Sekian. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kata-kata yang salah. Untuk Penulis, Ida Royani, saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menulis buku ini. Karya Penulis telah berhasil menyebarkan hal positif. Buku ini mungkin telah mengubah banyak orang menjadi lebih baik. You are awesome.

Terima kasih.

Sign in to leave a comment