Berhenti Menulis

Oleh: Bang Okta

Bismillah, semoga selalu dalam keberkahan dan ridho-Nya.

Hallo sahabat KMI sekalian. Apa kabar? Semoga tetap semangat menulis dan produktif berkarya.

Karena lama tak menyapa, saya merasakan rindu yang sangat luar biasa. Hal ini bukan karena tak cinta, bukan pula karena mendua. Tapi karena beberapa kesibukan yang terus mendera, hingga lupa menyapa.

Pagi ini, saya ingin menyapa dengan sebuah tulisan ringan. Semoga menjadi inspirasi menulis kita semua. Terkhusus bagi penulis sendiri. 😇🙏ðŸŧ

Sebagai mana judul diatas. Saya pernah berhenti menulis. Sampai akhirnya saya tertatih lagi untuk memulainya.

Ditahun 2014, saya sudah menyiapkan sebuah naskah dengan tema 'Pergerakan Mahasiswa'. Sebuah tema yang sangat menarik bagi saya yang juga sebagai aktivis dikala itu. Karena dinamisnya maka seseorang yang aktif disebuah organisasi baik intra maupun ekstra kampus akan disebut sebagai aktivis.

Itulah yang melatar belakangi saya mengangkat tema tersebut. Berdasarkan perhitungan rencana saya, harusnya setelah menyelsaikan S1, setidaknya saya telah mempunyai dua karya tulis. Yang pertama berupa skripsi dan kedua sebuah buku. Menarik sekali harusnya.

Namun takdir berkata lain. Inilah kejadian yang membuat saya berhenti menulis. Mungkin bagi anggota KMI yang lama sudah sering mendengar cerita ini. Namun bagi sahabat yang baru mengenal saya, mungkin bisa jadi pelajaran. Heee

Jadi waktu itu, ditahun 2014 saya tepat berada disemester 7. Karena jadwal kuliah yang sudah mulai longgar saya putuskan untuk sambil bekerja.

Kebiasaan saat kerja adalah membawa notebook. Karena jika tidak ada komsumen saya dapat sambil menulis.

Saya masih ingat betul bahwa notebook yang saya miliki baru berusia 4 bulan. Kira-kira baru satu minggu saya bekerja notebook yang saya miliki harus raib hilang dicuri maling. Tidak hanya notebook. Tapi sebuah tas yang lengkap berisi dompet, notebook, 2 flashdisk back up skripsi lengkap bab 1-5 dan naskah yang saya tulis.

Membayangkan ini rasa sakitnya seperti luka yang disirami air garam. Perih, sakit, pedih, nano-nano.

Sejak kejadian itu saya tidak pernah menulis lagi. Saya hanya menulis untuk menyelesaikan skripsi. Inilah fase dimana saya tidak pernah menulis lagi. Kecuali menulis lamaran kerja. 😅 Dan saya belajar ikhlas dari kejadian tersebut.

Lalu 3 tahun berselang, tahun 2017 baru saya mulai menulis lagi. Dengan fasilitas yang semakin mudah dan canggih. Ada sosial media, ada smartphone dan keberadaan internet yang mudah dijangkau.

Kisah diatas menjadi titik balik saya dalam menulis. Baru setelah 3 tahun saya akhirnya mulai memulis lagi dengan hal-hal receh. Sungguh receh. Sampai akhirnya hal-hal receh tersebut menjadi peluang untuk maju dan berkembang.

Kini, sudah 6 buku yang saya tulis. Dan beberapa kumpulan tulisan lepas yang tidak terhitung jumlahnya. Bersyukur atas izin Allah buku saya ada yang terjual hingga ribuan eksemplar. Disinilah saya menemukan jalan ninja. Menjadi seorang penulis dan mendirikan komunitas ini.

Sebenarnya saya juga telah berhenti menulis tanpa disengaja 6 bulan lamanya. Saya menyesal karena ini adalah sebuah kemunduran bagi saya. Saya tidak ingin tertatih lagi merangkai kata. Tidak ingin gamang dalam memilih diksi, tidak ingin riwayat kepenulisanku berhenti cukup sampai disini. (Seperti kata doi-doi yang ngajak putus) ðŸĪŠ

Itulah alasan mengapa tulisan ini hadir di hadapan Anda. Agar saya tidak berhenti menulis dan berkarya. Saya doakan sahabat sekalian juga tidak pernah berhenti menulis hingga menemukan jalan ninjanya sebagai penulis.

Salam Literasi Sampai Mati. Itulah misi dan tagline saya.

Bang Okta
Provokator Literasi

Kenapa Kita Harus Menulis ??
by : Bang Okta